Lihatlah!

| Senin, 08 November 2010 | 0 komentar |

zaman telah berganti zaman ,, manusia makin lupa daratan ,, manggusur satwa dan merajah hutan ,, melebarkan sayap tuk berperang ,, dimana gedung-gedung kaca mulai menjulang ,, di sana mesin-mesin robot mengancam ,, rawa,sungai dan sawah semua jadi lahan ,, di terjang budak-budak ambisi kerakusan ..

satukanlah dirimu semua seluruh rakyat senasib serasa susah senang di rasa sama bangun bangun segera,satukanlah berai jemarimu kepalkanlah dan jadikan tinju baraluka jadikan palu tuk pukul lawan tak perlu meragu..!!

mari perjuangkan tegaknya kebersamaan hak & kewajiban setiap makhluk tanpa membedakan perbedaan yg ada,karena pada dasarnya kita di lahirkan berbeda,akan tetapi pengakuan atas perbedaan itu adalah kebersamaan,penghormatan yg hakiki itu ada.Hingga suatu bangsa bisa hidup berdampingan secara harmonis,dinamis,rom...

Marilah kita bangkit, membongkar status quo, menggasak yang klemar-klemer, menjotos yang mencla-mencle, membabat siapa pun yang penuh tipu daya. Mari kita kibarkan jati diri kita, di tengah bangsa-bangsa... Jangan cuma puas, atau berpuas diri, menjadi bangsa budak di tengah bangsa-bangsa, yang cuma menjadi bulan-bulana...

 

 

Fanani Gox

| Rabu, 11 Agustus 2010 | 1 komentar |
Kisah Mereka tak ?Seindah? Kalian

BAGI kita, remaja yang memiliki orang tua berkecukupan, tentu kehidupan ini bias dilalui dengan indah. Apalagi yang bisa mengecap ?nikmatnya? bangku sekolah.

Selain bisa mendapatkan pendidikan sebagai bekal masa depan, kita juga bias merasakan romantika remaja di sekolahan. Kata sebagian orang sih, nantinya kenangan yang paling dikenang adalah masa-masa indah di sekolah.

Namun bagaimana mereka yang tidak bisa mengenyam kehidupan yang menyenangkan seperti remaja lain? Padahal di sekeliling kita begitu banyak remaja yang orang tuanya tak mampu, bahkan tidak punya sama sekali. Seperti Sapri misalnya, seorang anak jalanan yang ditemui di dekat masjid Almarkaz Al Islami, belum lama ini. Yap, kehidupan cowok tangguh berusia 16 tahun ini adalah potret sisi lain kehidupan remaja masa kini yang benar-benar berbeda.

Hari-hari Sapri lebih banyak dihabiskan di jalanan. Tak ada waktu untuk ikut meramaikan kegiatan remaja di anjungan Pantai Losari maupun tempat hiburan lainnya. Apalagi untuk shopping di toko-toko distro dan berburu pakaian model terbaru. Sapri juga tak melanjutkan sekolah sehabis tamat SD. Alasan ekonomi katanya.

Karena itu, Sapri pun terjun ke dunia kerja. Waktunya tersita untuk bekerja dan mengumpulkan rupiah. Tak ada euforia berlebihan dan warna-warni kehidupan remaja masa kini di dirinya. Matanya nanar ketika menceritakan itu.

Nah, adakah teman-teman remaja peduli akan kehidupan yang dilakoni Sapri? Ataukah remaja masa kini hanya sibuk dengan tren fashion dan hura-hura di party-party?

?Iya juga sih kalau dipikir-pikir. Ternyata ada juga anak muda di luar sana yang tidak seberuntung kita. Ketika kita sedang asyik bercanda ria dengan teman-teman di sekolah, mereka malah sibuk di jalanan mencari uang untuk sekadar makan,? komen Hamka, siswa kelas XII IPA-1 SMAN 17 Makassar, setelah berpikir sejenak.

Maka menurut cowok yang tengah giat-giatnya belajar jelang ujian nasional ini, remaja yang lain harusnya lebih peduli. ?Bolehlah kita having fun, tapi jangan terlalu larut dong. Kalau perlu kita harus ikut memikirkan nasib teman-teman kita yang kurang beruntung itu. Yah, seperti mengadakan baksti sosial lewat OSIS misalnya,? katanya lagi.

Komen senada datang dari Sidik. Menurut cowok manis dari SMAN 7 Makassar ini, sudah saatnya remaja mulai ikut berpikir mengenai kehidupan sosial. ?Karena kita ini masih berusia remaja, yah sepertinya kehidupan anak muda jalanan seperti itulah yang harus kita pikirkan. Cobalah membantu,? kata siswa kelas XI-2 ini.

Namun Sidik tidak bisa merinci bentuk bantuan dan kepedulian yang bagaimana yang harus dilakukan untuk remaja seperti Sapri. Tapi maklumlah, kalau pun Sidik tahu, belum tentu dia mampu mewujudkannya. Nah kalau begitu, anak-anak jalanan seperti Sapri tanggung jawab siapa dong? Mereka tentu tidak bisa ?ditelantarkan? begitu saja. Yap, tampaknya harus ada yang turun tangan nih.